I Peter 5:7

Humble yourselves, therefore, under God’s mighty hand, that he may lift you up in due time ...

Sunday, May 29, 2011

Bersahabat Karena Status...?



Di sebuah perusahaan advertising, ada seorang gadis bernama Mira. Dia bertugas mendistribusikan surat untuk para staf di perusahaan itu. Pekerjaannya terlihat sangat sederhana. Apa lagi jika dibandingkan dengan copywriter, art design, marketing yang dianggap penting karena memberi kontribusi lebih nyata pada perusahaan. Mungkin karena itu, keberadaannya sering diabaikan. Tak banyak yang tahu namanya. Mereka hanya mengenalnya sebagai si gadis pembawa dokumen. Hingga suatu kali, Mira tidak masuk selama beberapa hari. Tak urung, kantor jadi kacau karena surat tidak dapat terdistribusikan dengan baik. Dalam keadaan seperti itu, barulah orang merasakan betapa pentingnya kehadiran seorang Mira.

Ya, tanpa disadari, kita seringkali kurang memperhatikan rekan kerja yang bagiannya lebih rendah. Mungkin, karena kita menganggap bergaul dengan mereka tidak banyak membawa keuntungan. Manusia sering kali menghargai seseorang karena statusnya. Padahal status itu hanyalah buatan manusia dan tidak kekal. Sedangkan di hadapan Tuhan status kita adalah sama, yaitu anak-anak-Nya yang berhak menerima keselamtan karena cinta dan belas kasihan Allah.

Jadi, rasanya tidak layak jika kita tidak menghargai orang lain hanya karena statusnya lebih rendah dari kita. Tuhan senang dengan orang yang rendah hati. Marilah kita mengasihi dan memperhatikan sesama kita, tanpa memandang statusnya.

Memandang orang lain hanya sebatas kulit luar adalah kebodohan yang sangat memalukan.

Yakobus 4:10Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.



*) Renungan Harian: 26 May 2011 06:17 PM PDT

Friday, May 27, 2011



I have been through the valley of weeping,The valley of sorrow and pain;But the God of all comfort was with me,At hand to uphold and sustain. —Garlock




Earth has no sorrow that heaven does not feel.

Thursday, May 5, 2011

work-worker-workaholic...?


'Happy' Worker

'Poor' Worker
Ayat Mas: Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan … (Pengkhotbah 2:11)
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 14-16
Pak Lim, di usianya yang sudah 60-an, bekerja di sebuah hotel bintang lima di Singapura. Tugasnya memastikan puluhan engsel pintu di setiap kamar hotel itu berfungsi baik. Itu harus ia lakukan setiap hari. Padahal ada 600 kamar di situ! Dan, ketika engsel-engsel pintu di kamar ke-600 selesai dicek, ia harus kembali ke kamar pertama! Begitu terus-menerus.
Ketika ditanya, apa yang membuatnya tetap teliti dan tak bosan bekerja, ia mengaku telah menemukan makna di balik pekerjaannya yang tampak menjemukan. Bahwa setiap tamu hotel bintang lima itu pasti seorang kepala keluarga atau pimpinan perusahaan yang memiliki banyak staf. Andai terjadi kebakaran, dan salah satu engsel pintu tak berfungsi hingga tamu terkunci dan tewas di situ, maka kerugiannya sangat besar. Tak hanya bagi hotel, tetapi juga bagi keluarga, perusahaan, dan banyak karyawan yang hidupnya dipengaruhi oleh peran sang tamu. Jadi, Pak Lim tak sekadar bekerja memeriksa engsel, tapi menyelamatkan nyawa para kepala keluarga dan pemimpin perusahaan!
Mari cermati pekerjaan kita. Tak hanya apa yang tampak dari luar, melainkan makna yang mendasarinya hingga pekerjaan itu penting untuk dikerjakan. Orang yang tak mengerti makna pekerjaannya bisa merasa jemu dan sia-sia bekerja (Pengkhotbah 2:11). Akan tetapi, anak-anak Tuhan perlu memahami makna pekerjaannya. Pertama, Tuhan sendiri memanggil kita untuk bekerja-bekerja yang halal, bukan yang cemar (1 Tesalonika 4:7). Kedua, Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama saudara, melalui pekerjaan kita (ayat 9). Ketiga, Tuhan rindu kita bersaksi bahwa Tuhan memelihara, karena dengan bekerja kita tak bergantung kepada orang lain (ayat 12) –AW
TEMUKAN NILAI KEKAL DALAM PEKERJAAN KITA AGAR SETIAP PEKERJAAN MENJADI BERMAKNA, TAK PERNAH SIA-SIA
*) diambil dari renunganharian.net






Nah, temen-temen dari bahan sharing di atas kita bisa belajar dikit lah soal bekerja, itu sih sekedar share dari blog walking. Kalo mau tahu cerita yang lain dateng aja nih ke acara kita, kumpul-kumpul bareng, sharing bareng, ketawa-ketiwi, makan-makan, bahkan sampe ng'copy K-drama haha :D lol.
Apaan sih acaranya? Dimana? Kapan? Siapa aja yang ada disitu?


Nama acaranya : COOL means, Community of Love.
Diadain di Cendrawasih 7 Perumahan Jurang Mangu Indah, Tangerang Selatan.
Hari Sabtu, 14 Mei 2011 Jam 3 sore.
Tema buat pekan depan itu adalah Work, Worker, Workaholic...? Yang nanti kita bakal ngebahas tentang ''Etos Kerja Kristen"


Berhubung acaranya kita dalam bentuk ibadah dan sharing, tentunya kita akan dilayani oleh seorang pembicara. Siapa tuh? haha. Kak Julia namanya, atau lebih kita kenal dengan nama Kak Jule, salah satu pentolan Youth GBI, :D
Selain itu kita akan dilayani para pelayan COOL antara lain:


Worship Leader  : Julyana Gultom
Guitarist             : Fritz Nehemnya
Prayer                : Kristian Agung



Okay, let's join with us. Ditunggu kehadiran kamu, kamu, kamu, dia, dan kalian. :DDD
Mari bersama kita bertumbuh dalam Tuhan... hoho
Keep Spirit Guys!!! Don't miss it
Gb us abundantly

Wednesday, May 4, 2011

" doa itu kebutuhan "

Suatu waktu di gereja, seorang pendeta bertanya kepada satu keluarga, “Apakah kalian melakukan doa bersama?” “Maaf, Pak pendeta,” jawab kepala keluarga itu, “kami tidak punya waktu untuk itu.”
Pendeta itu berkata, “Seandainya kamu tahu salah seorang anakmu akan sakit, apakah kalian tidak akan berdoa bersama memohon kesembuhannya?”
“Oh, tentu kami akan berdoa,” jawab sang ayah.
“Seandainya kamu tahu bahwa ketika kamu tidak berdoa bersama, salah satu anakmu akan terluka dalam kecelakaan, apakah kamu tidak akan berdoa bersama?”
“Kami pasti akan melakukannya.”
“Seandainya untuk tiap hari ketika kamu lupa berdoa, kamu akan dihukum lima ratus ribu, apakah kamu akan berdoa?” “Tentu Pak, kami akan berdoa bersama.
Tapi maaf, apa maksud pertanyaan-pertanyaan tadi?”
“Begini Pak, saya pikir masalah keluarga Anda bukan soal waktu. Buktinya Anda ternyata selalu punya waktu untuk berdoa. Masalahnya adalah, Anda tidak menganggap doa keluarga itu penting, sepenting membayar denda atau menjaga agar anak-anak tetap sehat.”

Doa seharusnya menjadi kunci pembuka di pagi hari dan gembok pelindung di malam hari. Doa memberi kekuatan pada orang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya, dan memberi keberanian pada orang yang takut. Jika kita berdoa saat kesulitan, doa itu akan meringankan kesulitan kita. Jika kita berdoa pada saat gembira, doa itu akan melipatgandakan kegembiraan kita.

Bila akhir-akhir ini kita tidak atau jarang berdoa, sekaranglah waktunya untuk memulai kembali. Komunikasi langsung dengan Tuhan melalui doa dapat menciptakan keajaiban bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain.

Ingatlah bahwa satu hari yang dilipat dalam doa tidak akan mudah dikoyakkan.

"Dalam segala doa dan permohonan berdoalah setiap waktu di dalam roh."
Efesus 6:18a




*) Share dari catatan seorang kawan di gereja, begitu berkesan dan menggugah hati.
Ketika kemudian berkaca pada pribadi sendiri, menemukan bahwa keluarga kami sangat jarang melakukan doa bersama, atau mungkin lebih tepatnya tidak pernah sama sekali (seingat saya). Hemmf, terasa hambar sepertinya kehidupan rohani di keluarga ini. Apakah akan seperti ini terus, walaupun kadang terbelesit satu kerinduan yang mendalam untuk bersama-sama berdoa dengan ketiga orang terdekatku. Ya, bapak, ibu, dan adik perempuanku. Saling menopang satu sama lain, saling membangun dalam kehidupan rohani masing-masing individu, hingga mengundang Tuhan untuk hadir setiap saat dalam doa-doa kami, dalam setiap aspek kehidupan keluarga ini.
Menunggu saat "doa menjadi kebutuhan" bagi keluarga ini.

Gb us abundantly :)